Tittle : Christmast Day
Author : Sella Yuniar M.
Cast : Baekhyun,
Chanyeol, Tao, Kris
Genderswitch for uke
CHRISMAST
DAY
Menunggumu itu bukan masalah
bagiku. Karena menunggumu sama dengan menunggu hari special yang ada di
hidupku. Chrismast Day.
***
Author
POV
Awal
musim dingin tiba di kota Seoul, jalanan pun menjadi putih dan salju-salju
jatuh berterbangan indah. Mungkin bagi sebagian orang ini adalah musim yang penuh
keberkahan, tetapi tidak untuk seorang gadis, Baekhyun. Yeoja cantik yang kini
tengah tertidur pulas di balik selimut tebalnya. Dia memiliki alasan tertentu
membenci musim dingin. Baginya musim dingin adalah musim yang sangat pilu
karena nenek yang merawatnya sejak kecil meninggalkannya untuk selama –
selamanya. Mulai dari hal itu lah Baekhyun membenci musim dingin.
Dengan
malas Baekhyun terbangun dari tidurnya. Hari masih pagi tetapi dia masih
memiliki kewajiban untuk bersekolah. Mungkin apabila ia tidak bersekolah, dia
juga masih enggan bangun di pagi buta seperti ini. Dia beranjak menuju kamar
mandi melakukan ritual selama 15 menit lalu segera memakai seragamnya. Dan
seperti biasa yeoja pada umumnya dia berdandan sebentar lalu bergegas
menuju ruang makan. Baekhyun sedikit
melemparkan senyuman kepada kedua orang tuanya. Memang semenjak kematian
neneknya Baekhyun jarang sekali menunjukkan senyumnya. Tetapi dia juga berusaha
bangkit dari keterpurukan dengan alasan tidak ingin membuat orang tuanya sedih.
“
Eomma, appa. Baekhyun berangkat dulu. Annyeong. “ pamitnya sambil melambai –
lambaikan tangannya.
“
Baiklah. Hati – hati di jalan, ne? Jangan pulang terlalu sore!” nasehat ibunya.
***
Baekhyun
POV
Setelah
berpamitan dengan eomma dan appa, akupun bergegas menuju ke sekolah. Entah
mengapa aku lebih suka berjalan kaki sambil menghirup udara pagi yang masih
segar di sepanjang jalan menuju sekolah. Ah, akhirnya aku sampai juga di
sekolah. Seoul Senior High School. Ku edarkan pandanganku ke seluruh penjuru
sekolah dan terhenti pada sosok namja tinggi yang kini tengah berjalan menuju
lapangan utama sekolah. Ia menoleh ke arahku dan tersenyum. Sungguh senyuman
yang sangat manis. Aku sudah menyukainya sejak di bangku SHS ini. Dan yang
paling beruntung aku satu kelas bahkan satu bangku dengannya, jadi tidak susah
susah berinteraksi dengannya. Aku selalu saja lupa bagaimana cara mengambil
nafas ketika ia tersenyum ke arahku. Dasar tiang listrik.
Selama
pelajaran berlangsung aku masih saja belum fokus. Aku sibuk memandangi Kris
yang ada di sampingku. Jika dilihat dari samping dia terlihat sangat sempurna
dari garis rahangnya. Aku lihat dari tadi dia terus saja menulis tetapi aku
penasaran yang ditulisnya, tetapi aku juga malu untuk menyakan apa yang
ditulisnya. Entahlah. Sesaat kemuadian dia menyobek kertas itu lalu
melemparkannya ke Tao, yeoja bermata panda itu. Eh, chakkkaman !
“
Mwo?” aku berteriak cukup keras dan berhasil mengundang perhatian dari seisi
kelas ini. Dan sialnya Lee saenim pun mendengar teriakanku. Aish ! Apa yang kau
lakukan baekhyun.
“
Jadi sedari tadi kau tidak memperhatikanku, Nona Byun? Hm..” Tanya saenim
dengan nada halus tetapi tidak dengan pandangannya. Beliau memandangku dengan
tatapan yang sangat mengerikan.
“
Kau tau apa yang kau lakukan ketika ada murid yang tidak memperhatikan
pelajaranku?”
“
Ne, jeosonghamnida Lee seosangnim.” Balasku dengan jawaban yang sangat pelan.
Lalu berjalan keluar kelas. Hari yang sangat menyebalkan.
Setiba
di luar kelas aku bingung akan ke mana. ‘Mungkin di atap sekolah lebih baik’
ucapku dalam hati lalu segera menuju ke atap sekolah. Semoga saja di sana otakku
bisa lebih fresh.
***
Setelah
pelajaran sekolah usai, akupun segera pulang ke rumah. Aku hanya butuh
istirahat hari ini. Terlalu banyak pelajaran yang sulit aku terima hari ini.
Sesampainya di rumah, aku menemui kedua orang tuaku. Tumben sekali mereka
pulang awal. Entahlah.
“
Kau sudah pulang ?” Tanya appa halus.
“
Ne, appa. Baekhyun ke kamar dahulu.” Jawabku sekenanya dan bergegas menaiki
tangga. Aku berhenti melangakahkan kakiku ketika mendengar appa berbicara.
“
Setelah kau mengganti pakaianmu, segeralah ke ruang tamu. Appa ingin
mengenalkanmu pada seseorang. Dia masih di perjalanan menuju ke sini.”
“
Seseorang? Nugu? Tak biasanya.” Tanyaku penasaran.
“Nanti
kau juga tahu sendiri. Cepatlah ke kamarmu dan ganti pakaianmu.”
Aku
segera berlari menuju kamar lalu mengganti pakaianku. Kemudian aku segera
melangkahkan kakiku menuju ruang tamu. Aku melihat appa sedang berbicara
bersama seorang pemuda yang tak ku kenali. ‘Dia cukup tampan dan dewasa,
mungkin dia sudah berada di bangku perguruan tinggi.’ Batinku.
“
Baekhyun-ah, kemari. Duduklah di sini.”
“
Kenalkan ini Park Chanyeol. Dia yang mulai sekarang akan menjagamu.” Apa yang
tadi appa bilang? Menjagaku?. Apa maksudnya?. Jujur aku masih belum mengerti
maksud dari ucapan appa barusan. Dia mengulurkan tangannya bermaksud untuk
berkenalan, dan akupun membalasnya dengan sedikit mengerutkan kening. Anehnya
dia malah tersenyum manis, aku sedikit terpesona akan senyuman itu. Gugup. Itu
yang sekarang aku rasakan.
“
Apa maksudnya appa?. Aku masih belum mengerti.” Tanyaku bingung.
“
Appa ingin kau mengenal lebih jauh. Sebenarnya kau sudah dijodohkan dengan
Chanyeol dari dulu.”
“
Mwo?. Dijodohkan?. “ Teriakku keras. Sungguh aku masih belum mengerti jalan
pikiran kedua orang tuaku ini. Kecewa. Pasti, aku masih belum mengenal namja
yang ada di hadapanku ini tetapi appa malah sudah menjodohkanku.
“
Mengapa appa melakukan semua ini tanpa memikirkan aku dahulu?. Sungguh appa
egois, tidak memikirkan perasaanku sama sekali. Aku ini masih duduk di bangku
SHS kelas 3 appa. Aku tidak mau dijodohkan.” Aku berlari menuju kamarku dengan
menahan tangis. Mengapa semua orang yang ada di dekatku tidak memikirkan
perasaanku?. Semuanya sungguh jahat. ‘Halmoni, bogoshipda’. Aku menutup pintu
keras sebagai pelampiasan kekesalanku.
***
Sementara
di ruang tamu appa masih sedikit berbincang dengan namja itu. Aku masih bisa
mendengar pembicaraan mereka dari kamarku.
“
Maafkan, Baekhyun, Chanyeol. Dia memang begitu. Lama – kelamaan dia juga pasti
akan menerimamu.” Ucap appa kepada Chanyeol.
“
Ne ahjusshi, gwenchana. Aku akan tetap menjaganya sesuai amanat terakhir Abeoji
sebelum meninggal.”
‘Oh,
jadi juga bukan keinginan Chanyeol melainkan keinginan ayahnya sebelum beliau
meninggal. Tetapi mengapa dia setuju saja dengan amanat ayahnya padahalkan dia
juga belum terlalu mengenalku.’ Batinku. Setelah Chanyeol pulang aku dengar
eomma dan appa berdebat tentang perjodohan ini tetapi sudah tak ku hiraukan
lagi. Memikirkan diriku saja aku sampai gila seperti ini. Tak lama kemudian,
seseorang mengetuk pintu kamarku.
“
Baekhyun-ah, appa minta maaf. Tolong buka pintunya, appa hanya ingin berbicara
sebentar denganmu.” Dengan sangat terpaksa aku membuka pintu kamarku yang
sedari tadi aku kunci. Setelah terbuka, tak lama kemudian eomma dan appa masuk
lalu duduk di pinggir kasur.
“
Apa yang ingin appa bicarakan?. Perjodohan?.” Tanyaku langsung.
“Maafkan
appa baekhyun. Appa hanya ingin Chanyeol menjagamu dengan baik. “
“
Aku bisa menjaga diriku sendiri appa. Aku bukan lagi anak kecil yang ada di
dekapan halmoni.” Ucapku tegas. Sungguh aku juga bingung.
“
Ne arra. Setidaknya kamu mencoba dulu lalu kau bisa putuskan sendiri, nanti
terserah kau menerima atau tidak perjodohan ini. Juga tidak ada salahnyakan
mencoba semua ini.” Nasehat appa.
“
Ne, appa. Aku akan mencobanya.” Ucapku lemas. Lalu mereka berdua keluar dari
kamarku dan membiarkanku sendiri untuk memikirkan perjodohan yang membuatku
gila ini.
“
Hhh, ne. aku akan mencobanya, lagipula kalau di lihat – lihat Chanyeol orang
yang baik – baik. Tunggu tetapi aku juga suka dengan Kris…. Ah! Molla.” Pekikku
kencang lalu membaringkan tubuhku ke kasur dan terlelap.
***
Esoknya
setelah aku memutuskan untuk mencoba menerima perjodohan ini. Aku pun turun
unutk sarapan tetapi …. Ada seorang lelaki yang berdiri membelakangiku,
‘sepertinya aku kenal dengan orang ini.’ Batinku dalam hati. Aku mencoba
mendekati namja yang membelakangiku ini dan.
“
Chanyeol-sshi?.” Mengapa dia bisa di sini?
“
Oh, Baekhyun. Aku hanya ingin mengantarmu ke sekolah. Bolehkan?” Tanyanya hati
– hati. Mungkin dia takut kalau aku akan marah seperti kemarin.
“
Ah,ne. Apa tidak merepotkanmu?” Tanyaku penasaran. Memanganya dia juga tidak ke
universitas ya?
“
Aniya. Kita searah. Kau ke Seoul SHS, aku ke Seoul University. Jja, kita masuk
ke mobilku. Nanti kita terlambat.”
“
Ah, ne.”
***
Suasana
di mobil berbeda dengan pemikiranku. Mungkin karena kami baru saja menegenal
satu sama lain jadi suasana di mobil menjadi canggung. Tetapi tidak, lebih
tepatnya pemikiranku itu salah. Suasa di mobil justru malah sangat
mengasyikkan. Chanyeol oppa terus saja bertanya tentang pendidikan, tentang
semua yang bersangkutan diriku. Tunggu kenapa aku memanggilnya dengan sebutan
oppa?. Karena dia yang memintanya barusan. Tidak baik menolak orang yang lebih
tua, haha. Chanyeol oppa memang seorang ‘mood maker’.
Setelah
sampai di depan gerbang sekolahku, aku segera turun dari mobil.
“
Gomawo Chanyoel oppa. Aku nanti pulang pukul 4 sore. Kau benar - benar tidak
keberatan menjemputkukan?. Kalau kau keberatan aku bisa jalan sendiri.”
“
Ani, gwenchana. Ya sudah masuklah. Kau nanti terlambat, annyeong.” Pamitnya
sambil melambaikan tangannnya sekilas lalu ku balas dengan senyuman ramah.’
Halmoni, entah mengapa aku hari ini sangat senang sekali.’ Ucapku dalam hati
lalu bergegas masuk ke kelasku.
***
Hari
ini aku mengikuti pelajaran dengan lancar, tanpa ada hukuman lagi tentunya
karena memperhatikan si tiang listrik itu. Aku memperhatikan setiap pelajaran
yang diterangkan oleh Lee saenim maupun Kang saenim. Tunggu, dari tadi aku juga
tidak berniat untuk memperhatikan Kris. Entah mengapa rasa sukaku terhadap Kris
tiba – tiba saja lenyap.
Justru
hari ini Kris yang menerima nasib yang kualami kemarin. Juga karena tak fokus,
tetapi aku juga tak tahu apa yang diperhatikannya. Karena aku sendiri juga
sibuk dengan catatan segudang yang dituliskan oleh Kang saenim. Aku tersadar
dari lamunanku karena suara klakson mobil yang ada di hadapanku. Chanyeol oppa.
“
Hei, Byun Baekhyun. Apa yang kau pikirkan?. Cepat naik ke mobilku!” Ucapnya
dengan kesal dan itu berhasil membuatku tertawa. Ternyata di sisi wajahnya yang
terlihat dewasa dia juga bisa kekanak – kanakan.
“
Ah, mian. Aku hanya sedikit memikirkan pelajaranku di sekolah tadi.” Elakku
sambil masuk ke dalam mobilnya.
“
O, ya? Kurasa kau memikirkan seseorang bukan pelajaran.” Selidiknya.
“
A-ani, siapa juga yang memikirkan seseorang. Tebakanmu salah dokter Park.”
“
Haha, kau ini bisa saja. Padahal aku belum menjadi dokter, kau sudah
memanggilku dokter. Masih panjang jalan yang harus aku tempuh untuk menjadi
seorang dokter.” Ucapnya sambil menjalankan mobil yang dia kendarai.
“
Tapi kaukan juga ingin menjadi dokterkan?” Tanyaku sambil memiringkan kepala
menatap wajahnya yang serius saat mengendari mobil.
“
Pertanyaan yang tidak perlu ku jawab, nona Byun.” Akupun mengerucutkan bibirku
kesal. Entah mengapa apabila aku berada di samping Chanyeol oppa rasanya sangat
menyenangkan sekali. Mungkin aku akan menerima perjodohan ini. Tetapi apakah
ini terlalu cepat, entahlah.
***
Hari
– hari aku lalui selalu bersama Chanyeol oppa. Bahkan aku sekarang sudah
memiliki nomor ponselnya. Mungkin sudah sekitar 2 bulan kami dekat seperti ini.
2 bulan? Yap, 2 bulan, bukankah ini terlalu cepat. Tidak, karena ini kenyataan
yang ada seperti ini. Hari ini Chanyeol oppa menyuruhku ke taman yang ada di
sekitar komplek rumahku sekarang. Entah apa yang akan di bicarakannya. Katanya
ini sangat penting. Dasar dokter! Umpatku dalam hati.
Aku
berjalan menyusuri rumah – rumah yang ada di komplek ini. Lalu pandanganku
tertuju pada taman yang ada di komplek ini. Sudah 10 menit aku menunggu tetapi
Chanyeol oppa masih belum datang juga. Ketika aku beranjak untuk pulang, tiba –
tiba seseorang menggenggam pergelangan tanganku. Ku balikkan badanku ternyata
Chanyeol oppa.
“
Maaf, aku lama ya?” Celetuknya untuk memecah keheningan di antara kami.
“
Eung, memangnya oppa kemana saja?” Jawabku ketus.
“
Mian, aku hanya ingin memberimu ini.” Kulihat Chanyeol oppa sedang memberikanku
satu buket bunga tulip berwarna kuning. Bunga yang sangat cantik.
“
Gomawo oppa. Aku sangat suka dengan bunga ini.”
“
Ne, Bekhyun-ah bisakah mulai hari ini kau menjadi … eum “
“
Menjadi apa ?” Potongku cepat.
“
Yeojachinguku? “ Apa yeojachingunya? Aku tidak sedang bermimpikan.
“
Ne, oppa? K-kau serius?” Tanyaku gugup.
“
Aku serius Byun Baek Hyun. Kau mau menerimaku ?”
“
N-ne, aku menerimamu dokter park.”
“
Aaa, gomawo baekhyun-ah.” Ucapnya sambil mengecup pipiku sekilas dan itu
berhasil membuatku menganga. Dia menciumku? Ah rasanya pipiku sadang terbakar
sekarang. Hai, musim dingin terimakasih telah memberiku kejutan yang sangat
indah, hari ini.
***
Umurku
dengan Chanyeol oppa memang tidak terpaut jauh hanya 4 tahun tetapi ini tak
menjadi halangan bagi kami berdua untuk menjalin suatu hubungan. Kami berdua
sudah berpacaran selama 4 bulan dan hari ini aku hari ini harus menghadiri
upacara kelulusan sekolah.
Aku
berhasil lulus dengan nilai yang sangat memuaskan dan itu juga berkat Chanyeol
oppa yang selalu mensuportku dan selalu mengajariku tentang pelajaran yang tak
ku mengerti. Kulihat eomma dan appa sedang berbincang – bincang dengan guru –
guru yang ada di sini. Dari tadi aku melihat mereka tersenyum bangga kepadaku.
Tetapi satu orang yang belum datang dan memberiku selamat atas kelulusanku,
Park Chanyeol.
“
Eomma, apppa.”
“
Baekhyun-ah selamat nilaimu sangat memuaskan. Eomma dan appa sangat bangga
kepadamu. Chanyeol hari ini akan datang terlambat karena dia baru saja mendapat
panggilan dari dosennya.” Ujar eomma. Semenjak aku resmi menjadi yeojachingu
chanyeol oppa, aku langsung memberitahu eomma dan appa bahwa aku menyetujui
perjodohan ini. Dan tentunya kedua orang tuaku ini juga sangat mendukungku.
“
Ah, ne eomma. Gwenchana.” Balas sambil tersenyum. Sebenarnya aku agak kecewa
pada Chanyeol oppa karena tak bisa mengahadiri upacara kelulusanku, tetapi
apabila ada panggilan dosen. Apa boleh buat.
Tiba
– tiba saja ponsel yang ada di saku almamaterku bergetar. Kulihat ada 1 pesan
dari Chanyeol oppa.
“
Baekhyun-ah, mianhae aku tak bisa menghadiri upacara kelulusanmu. Aku tunggu
kau di gerbang sekolah sekarang.” Di gerbang sekolah? Kenapa tak masuk saja.
Dasar!
“
Eomma, appa. Aku akan menemui Chanyeol oppa di gerbang sekolah. Mungkin aku
akan pulang bersamanya. Annyeong. “ pamitku, lalu langsung menuju ke gerbang
sekolah. Seperti yang di katakannya. Dan benar ternya Chanyeol oppa ada di
sana. Dia kembali membawa satu buket bunga tulip berwarna kuning. Seperti 4
bulan yang lalu.
“
Baekhyun-ah, chukkae.” Ucapnya riang, sambil memelukku. Sungguh pelukan yang
hangat, tanpa berpikir lama, akupun membalas pelukannya
“
Mianhae.. ” Ucapnya lirih. Akupun tersentak dengan apa yang dikatakannya.
Kulepas pelukannya, lalu kutatap tajam matanya.
“
Wae? Apa ada masalah? “
“
Aku harus pergi ke Amerika untuk melanjutkan studiku selama 2 tahun, aku harus
menempuh pendidikan di sana. Dan aku akan berangkat besok pukul 10 pagi.” Mwo?
Amerika? Selama 2 tahun? Bukankah itu waktu yang sangat lama?
“
Mianhae, baekhyun-ah.” Dia langsung memelukku erat dan begitupun denganku.
Rasanya tubuh lemas seketika dengan perkataannya barusan.
“
Ah, chukkae oppa. Kau sangat hebat. “ ucapku dengan nada riang tetapi tidak
untuk hatiku. Rasanya hatiku sakit seketika dengan perkataannya. Tetapi mau
bagaimana lagi lagipula ini juga demi kebaikannya.
“
Mian, baekhyun-ah. Kau pasti sangat sedih.” Keluhnya sambil menundukkan
kepalanya.
“
Hei, oppa aku baik – baik saja. Asal kau bahagia aku juga bahagia. Aku
sangat bangga bisa memilikimu oppa.”
Perlahan Chanyeol oppa mendekatkan wajahnya ke wajahku. Ketika dia memejamkan
mata akupun juga ikut memejamkan mataku. Bisa kurasakan suatu benda yang hangat
menempel di bibirku. Chanyeol oppa menciumku. Sungguh ciuman yang hangat di
balik kesedihan yang aku pendam saat ini.
***
Hari
yang tidak aku inginkan pun datang. Chanyeol oppa harus meninggalkanku selama 2
tahun untuk melanjutkan studinya. Beberapa kali aku mendapat nasehat dari eomma
dan appa untuk tidak menangis di hadapan Chanyeol oppa dan aku hanya mengiyakan
perintah – perintahnya. Lagipula aku juga tak mau Chanyeol oppa khawatir denganku.
“
Baekhyun-ah, ayo kita ke bandara. Sebentar lagi Chanyeol akan berangkat
cepatlah sedikit.” Omel appa yang berada di lantai bawah.
“
Ne, appa.” Aku menuruni anak tangga dengan tergesa – gesa lalu segera berlari
menuju mobil yang sudah ada di depan rumah.
Jarak
rumah kami dengan bandara tidak terlalu memakan waktu yang lama mungkin sekitar
25 menit. Ku lihat Chanyeol oppa sudah siap dengan keberangkatannya. Dia
mengenakan pakaian casualnya. ‘Sangat tampan’ batinku. Dia dan appaku sedikit
berbincang lalu eomma dan appa meninggalkan kami hanya berdua. Aku tahu maksud
dari mereka berdua. Tak lama kemuadian aku memeluknya erat seolah mengatakan
bahwa ‘jangan-pergi-ku-mohon’. Tetapi itu hanya bayangan. Kurasakan dia
juga memelukku erat. Ku dorong pelan tubuhnya lalu ku tatap lekat matanya.
“Berangkatlah.”
Ucapku pelan nyaris berbisik.” Jaga baik – baik dirimu oppa. Dan jangan terlalu
banyak menghubungiku. Itu akan mengurangi konsentrasimu di sana. Dan satu lagi,
jangan berselingkuh di Amerika Arra ?”
“
Arra, kau juga. Aku berangkat dulu nona Byun.”
“
Ne, dokter Park. Jangan lupa memberitahuku kalau kau sudah sampai di sana.”
Pesanku dan dia hanya mengangguk lalu berlalu dari hadapanku tanpa menoleh ke
belakang sedikitpun. Aku tahu apabila dia menoleh ke belakang rasanya akan
sulit sekali melepaskanku.
***
Pukul
3 sore, aku terbangun dari dari tidur nyenyakku. Ku lihat handphoneku ada 1
pesan. Pasti dari Chanyeol oppa, umpatku dalam hati. Dan ternyata dari Chanyeol
oppa juga. Syukurlah dia sampai sana dengan selamat.
***
1
tahun….
2
tahun….
Hari
ini butiran salju turun di permukaan bumi sangat Indah. Aku pikir, natal 2
tahun ini akan terasa lebih special ternyata biasa saja. Tidak ada yang
berubah. Tahun ini Chanyeol oppa sangat jarang sekali menghubungiku miris
bukan? Hari ini aku memutuskan jalan – jalan untuk menikmati musim salju. Aku
ingin ke sungai Han. Melepas rinduku yang terpendam selama 2 tahun ini.
Aku
berjalan pelan menuju sungai Han. Pemandangan kota Seoul di malam hari semakin
indah. Seolah – olah kota ini tidak akan pernah tertidur. Sungai Han sudah
terlihat, aku berlari kecil supaya segera sampai Sungai Han.
“
Chanyeol oppa, bogoshipo.” Ucapku lirih. Tiba – tiba ku rasakan seseorang
memelukku dari belakang. Aku tahu betul siapa orang yang memelukku kali ini.
Chanyeol oppa.
“
Nado Baekhyun-ah.” Dia melepaskan pelukannya lalu membalikkan tubuhku menghadap
wajahnya. Kutatap wajahnya lekat – lekat. Dia semakin tampan.
“
Mian membuatmu menunggu lama.” Ucapnya sembari memelukku lagi.
‘ Menunggumu itu bukan masalah
bagiku. Karena menunggumu sama dengan menunggu hari special yang ada di
hidupku. Chrismast Day. ‘
THE END
0 komentar:
Posting Komentar