Tittle : My Long Distance Relationship Story
Author : Nurus Saodah
Cast : Jung Nida, Byun Baekhyun
Rate : T
Genre : friendship, romance, sad
‘Kau jahat Byun Baekhyun, sungguh aku
sangat membencimu!’
The fict is begin
.
.
.
.
Jung Nida POV
Menjalani hubungan long distance relationship itu
bukanlah hal yang mudah, karena aku merasakannya saat ini. Kami tidak bisa
bertemu secara langsung dan hanya kecanggihan teknologilah yang bisa membuat
kami bersatu. Miris bukan?
Aku dan seorang Byun Baekhyun meleburkan jarak
antara Indonesia – Korea. Bisa kalian bayangkan-kan?. Namaku Jung Nida umurku
21 tahun. Mungkin semua orang akan bertanya tentang namaku. Aku memang lahir
dan besar di Indonesia tetapi ayahku adalah orang Korea dan alhasil namaku
manjadi nama khas orang Korea pada umumnya.
Aku bisa mengenal Byun Baekhyun karena pada waktu
SMA aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah di Korea dan dari situlah aku
bertemu Byun Baekhyun. Laki – laki yang memiliki wajah tampan berserta imutnya
itu berhasil membuatku jatuh hati padanya. Sebenarnya aku baru mengenal
Baekhyun pada tingkat akhir. Awalnya kami hanya sebuah pasangan duet untuk
menyanyikan lagu pada saat pentas seni sekolah. Aku juga tidak menyangka jika
kami akan semakit dekat dan akhirnya dia
menyatakan perasaannya ketika upacara kelulusan. Tanpa berpikir panjang akupun
menerimanya. Dan mulai saat itu aku resmi menjadi seorang yeojachingu dari Byun
Baekhyun. Pada waktu dia menyatakan perasaannya di saat upacara kelulusan,
sebenarnya aku tahu apabila aku akan menempuh pendidikan universitasku di
Indonesia. Aku sempat gusar tetapi setelahnya aku menjadi tenang karena
Baekhyun mengatakan bahwa, ‘ meskipun kau jauh dariku, itu tidak akan
menghilangkan rasa cintaku padamu, Jungie.’
Semenjak upacara kelulusan itu, aku sama sekali
belum bertemu dengannya. Aku juga belum mengetahui wajah asli dari seorang Byun
Baekhyun yang sekarang ini. Selama 3 tahun menjalani hubungan ini, kami hanya
berhubungan melalui e-mail ataupun via SMS dan telepon.
Sangat menyedihkan. Aku baru sadar apabila ada
e-mail yang masuk, dan setelah ku buka ternyata dari Baekhyun. Ah, kejutan yang
indah. Dia mengirimkanku fotonya? Wah, dia terlihat lebih tampan dari 3 tahun
yang lalu. “Byunie, tak taukah aku sangat merindukanmu?” gumamku pelan.
“ Ya, Jung Nida! Kau bicara pada siapa? Hari ini kau
terlihat sangat mencurigakan.” Selidik Karin. Akupun segera mungkin memasukkan
handphoneku tetapi gagal karena Karin lebih cekatan untuk mengambil handphoneku
yang ada di genggaman tanganku.
“ Hei, bukankah ini foto dari Baekhyun ya? Jadi ini
alasan kau senyum – senyum sendiri barusan?
Dasar Jung Nida. Segitu cintanya kau ke Baekhyun, hmm? Sampai – sampai
kau tak sadar jika dosen Anton sudah datang.”
Bisik Karin. Ne, dosen Anton sudah datang kudongakkan kepalaku dan benar
saja dosen Anton sudah duduk di bangkunya. Karin benar Baekhyun memang selalu
bisa membuatku kacau hanya karena masalah sepele seperti ini. Kulihat Karin
yang sedang lengah, dan dengan gerakan
cepat aku menarik handphoneku yang ada di gengggaman tangannya.
“ Ne, aku sangat mencintainya. He is so special to
me.” Bisikku lirih tepat di samping telinganya. Dan anehnya dia malah
membalasku dengan senyuman yang tidak ku bisa kuartikan sama sekali.
“ You know? Seoul, ah bukan hanya Seoul yang kumaksud.
Lebih tepatnya Korea masih banyak gadis yang lebih cantik dari gadis yang ada di
Indonesia, Nida. Coba buktikan kalau kau akan pergi ke Korea. Apakah Baekhyun
masih seperti dulu yang kau kenal?”
.
.
.
Hari ini aku pulang terlalu larut karena kalut dengan
perkataan Karin yang baru saja ia lontarkan saat di kampus tadi. Aku pulang
dengan keadaan yang baik – baik saja, tetapi itu tubuhku. Tidak dengan hatiku
saat ini. Aku hanya tinggal seorang diri di rumah karena orang tuaku sekitar
satu tahun yang lalu pindah ke Korea dengan alasan urusan bisnis appa yang
semakin padat dan mengharuskan mereka pindah ke Korea. Malam ini rasanya sulit
sekali untuk sekedar memejamkan mata hanya karena si Karin. Dasar Karin! lebih
baik aku melihat foto Baekhyun yang dikirimkannya sore tadi.
“ Kau kurang teliti Karin. Bahkan ini bukan hanya
sekedar foto tetapi video. Jadi aku juga bisa mendengar suaranya.” Gumamku
sambil tersenyum melihat sekilas wajahnya.
‘ Annyeong, chagiya…’ sapanya riang. Sungguh aku
sangat merindukan suaranya yang sangat merdu dan pastinya aku juga rindu dengan
orangnya.
‘ Aku sangat merindukanmu. Mengapa kau tak ikut
pindah ke Korea bersama orang tuamu? Kau tak merindukanku?‘ tanyanya sambil mempoutkan
bibirnya dan dia terlihat sangat menggemaskan. “ Nado bogoshipda, Byunie.
Jeongmal.” Balasku.
‘ Semoga saja kau merindukanku. Maaf aku tidak bisa
mengunjungimu karena tugas kuliahku yang semakin menumpuk. Apabila kau ada
libur kunjungilah aku, ne?’
‘ Aku tunggu, chagiya… annyeong..’ aku masih saja
memasang senyumku meskipun video itu telah usai. Aku sangat bahagia hari ini.
“Jaljayo, Byunie.” Gumamku lalu terlelap.
.
.
.
Hari ini aku mengikuti pelajaran seperti biasa.
Entah dorongan dari mana aku menjadi bersemangat hari ini. sedari tadi aku
terus memperhatikan apa yang diajarkan oleh dosen Anton di depan kelas. Saat
istirahat tiba, Karin tak henti – hentinya menatapku dengan tatapan yang
mungkin bisa diartikan ‘apa-yang-terjadi-dengan-anak-ini.’
“ Karin, aku tahu wajahku itu manis dan cantik,
tetapi tidak bisakah kau berhenti menatapku seperti itu? Kau membuatku risih.”
Protesku.
“ Hei bukannya aku yang seharusnya bertanya padamu.
Mengapa hari ini kau terlihat sangat bersemangat sekali. Mungkin semua yang
dikatakan oleh dosen Anton tadi kau catat ya?” Aish, Karin! Dia benar – benar
terlalu polos.
“ hm, kau tau? Aku berhasil mendapatkan cuti selama
1 bulan dan itu artinya… aku bisa menemui Baekhyun di Korea.” Ucapku bangga dan
kulihat Karin sedikit tersedak lalu langsung melototku. Sungguh, anak ini
sangat menggemaskan.
“ Apa kau bilang? 1 bulan? Dan itu hanya untuk
menemui Baekhyun di Korea?”
“ Hanya kau bilang? Aku sudah tidak menemuinya
selama 3 tahun kau tahu. Sungguh menyebalkan.”
“ Seharusnya kau tidak menerima tawarannya jikalau
kau sudah tahu akan pindah ke Indonesia. Itu sangat menyakitkan untukmu.”
“ ah, aku tidak pernah berpikiran seperti itu Karin.
Aku sangat mencintainya. Kau enak! Bisa menemui Reno setiap yang kau mau
sedangkan aku harus menunggu cuti atau libur baru bisa menemuinya dan itu hanya
waktu yang singkat.”
“ Kau benar juga. Memangnya kau berangkat ke Korea
kapan? Aku bisa mengantarkanmu ke bandara. Kau pasti sangat kerepotan karena
tidak ada yang membantumu.”
“ Besok aku akan berangkat. Benarkah? Kau akan
membantuku? Ternyata kau ada baiknya juga, kkk…” kikikku geli. Aku dan Karin
memang bersahabat sejak kecil jadi tak heran jika dia selalu memperhatikanku
layaknya saudara sendiri.
“ Dasar! Memang aku tidak ada baiknya ya di matamu?”
“ Ah, ne, ne. aku besok berangkat pukul 5 sore.
Jangan lupa dengan janjimu. Arrasseo?”
“ Jung Nida! Berhentilah menggunakan bahasa yang tak
ku mengerti! Kau ini.”
.
.
.
Akhirnya, hari yang aku tunggu – tunggu datang juga.
Aku sudah mempersiapkan seluruh kebutuhanku yang kuperlukan selama aku di Korea
nanti. Aku juga sudah memberi kabar eomma dan appaku, mereka sangat senang
mendengar aku akan berlibur ke Korea. Aku juga tak lupa memberi tahu Baekhyun,
dan dia langsung berjingkrak ria. Bahkan dia sudah berjanji akan menjemputku
ketika aku sampai di bandara nanti. Karin yang sedari tadi mengomel tak jelas
sambil mengecek barang – barang bawaanku apa ada yang tertinggal tetapi aku
hanya mendiamkannnya saja. Mungkin merasa sudah jengkel akhirnya dia segera
membawaku menuju bandara. Dan tak terasa mobil yang di kendarainya sampai di
bandara.
“ Jung Nida, jangan sungkan padaku jika terjadi apa
– apa di sana. Aku akan selalu mendengarkan ceritamu dengan tangan terbuka.”
“ Hei, kau terlalu berlebihan nona. Aku baik – baik
saja. Oke, aku akan berangkat dulu. Sampai bertemu satu bulan lagi nona Karin.”
Ucapku sembari memeluknya.
“ Selamat menikmati liburanmu nona Jung.” Ucapnya
lalu mendorong bahuku pelan. Mengisyaratkan untuk segera menuju pesawat.
Beautifull day.
.
.
.
Perjalanan 10 jam di dalam pesawat membuatku lelah,
tetapi rasa lelahku tidak sebanding dengan rasa senangku saat ini. Setelah
petugas mengecek pasporku, akupun menyalakan handphoneku hendak menghubungi
Baekhyun tetapi aku mendengar suara yang sangat tak asing bagiku. Suara
Baekhyun.
“ Kim Yonhee, ada apa kau mengikutiku? Huh!” Aku
masih bisa mendengar suara Baekhyun dengan jelas. Karena bandara hari ini tidak
terlalu ramai seperti biasanya. Tunggu, bukankah Kim Yonhee itu nama seorang
yeoja. Aku mencoba menghilangkan pikiran – pikiran burukku. Aku masih diam di tempat dan detik berikutnya aku melihat Baekhyun,
orang yang sangat aku rindukan saat ini.
“ Baekhyun-ah, tak taukah aku sangat mencintaimu.
Mengapa kau masih ingin bertemu gadis Indonesia itu?“ aku melihat wanita itu
mendekati Baekhyun dan langsung saja memeluknya. Baekhyun yang mencoba untuk
melepaskan pelukannya tak sengaja melihatku berdiri dengan tubuh yang sudah lemas
karena melihat pemandangan yang tak inginku lihat sama sekali.
“ Jung Nida,bogoshipo.” Ucapnya sambil mendekat ke
arahku dan ingin memelukku. Tetapi segera kutepis tangannya dengan kasar. Tak
terasa air mataku terus mengalir dari mataku. Jujur aku merasa sakit. Jauh –
jauh aku pergi dari Indonesia untuk mengunjunginya tetapi dia malah menyakitiku
seperti ini.
“ Cukup. Jangan mendekat. Kau jahat, Byun Baekhyun.
Sungguh! Aku sangat membencimu.” Ucapku tegas sambil mengusap air mataku yang
jatuh di pipiku dengan kasar dan langsung berlari menjauh darinya. ‘
Baekhyun sudah tak mencintaiku secara utuh seperti dulu.’ Hanya itu
kesimpulan yang aku dapat ketika sampai di Korea.
“ Jung Nida!!! Tunggu, kau salah paham.” Teriaknya.
Aku masih bisa mendengar tetapi takku hiraukan lagi. Aku merasa semua usahaku
percuma untuk mempertahankan hubungan ini. Benar apa yang dikatakan oleh Karin.
Aku berusaha berlari sekencang mungkin tetapi usahaku sia – sia karena tubuhku
sudah tidak bisa diajak kerja sama lagi. Tubuhku terasa berat dan aku juga tak
kuat menopangnya lagi. Detik berikutnya gelap, semuanya benar – benar gelap.
.
.
.
Baekhyun POV
Aku menunggunya di rumah sakit. ‘mian Jungie,
padahal kau baru saja sampai di Korea, kenapa kau langsung masuk rumah sakit .
Apakah kau melihat Kim Yonhee memelukku, kau salah paham Jung Nida, kau yang
kucintai sampai saat ini meskipun kita berhubungan jarak jauh Korea-Indonesia’
curhatku ketika melihat tubuh Jungie terbaring lemas di tempat tidur. Akupun
memandangi wajahnya dan menggenggam tangannya erat. Tak lama setelah itu
kutarik pelan tanganku supaya dia tidak terbangun tetapi dia malah terbangun.
“Jungie kau sudah bangun” Tanyaku khawatir.
“Ne” Jawabnya singkat tanpa menoleh kepadaku dan tak
lama kemudian dia menangis sejadi-jadinya sekarang.
“Jungie, aku minta maaf. Kau salah paham. Tolong
dengarkan penjelasanku dulu. Ku mohon” ucapku yang akan memeluknya tetapi ditepisnya.
Akupun memandanginya dengan pandangan memohon.
“Tolong tinggalkan aku sendiri. Kumohon kali ini
saja”
“Tapi,...”
“Aku hanya ingin menenangkan hatiku,
Baekhyun-ah”akupun tak kuat melihat wajah sedihnya, saat ini akhirnya akupun
keluar dari kamar Jungie.
Baekhyun POV END
.
.
.
Jung Nida POV
Setelah kulihat Baekhyun keluar, aku tak
henti-hentinya menangis. Aku mencoba menenangkan hatiku, lalu menelpon Karin.
Aku tak bisa memendam semua ini sendiri, terlalu berat.
“Halo, Nida. Kau baik-baik saja?” Tanyanya khawatir
diseberang sana.
“Karin, aku tidak baik-baik saja disini” ucapku
lirih dan lagi-lagi air mataku keluar.
“Kenapa? Ceritakan padaku Jung Nida”
“Baekhyun, dia...”ucapku tersenggal-senggal karena
tak bisa menghentikan tangisku.
“Ada apa Jung Nida? Baekhyun kenapa?”
“Aku melihatnya dia memeluk gadis lain ketika aku di
bandara, karin. Apa yang kau katakan itu benar. Apa yang harus aku lakukan
sekarang?”
“Jung Nida, tenangkan hatimu. Mungkin itu teman
wanitanya yang mengejar Baekhyun bukan baekhyun yang memeluknya. Hentikan
pikiran burukmu. Setelah kau tenang kau bisa meminta penjelasannyakan”
“Ne, terimakasih atas sarannya karin. Kau adalah
orang yang baik”
“Itulah gunanya teman. Jangan sia-siakan waktumu
Jung Nida. Ingat, jangan sampai kau menyesal”
“Hm, aku tau”
“Ya, sudah. Aku tutup dulu ya, bye”
PIP
Sambungan telepon antara aku dan karin terputus. Ku
baringkan tubuhku ke kasur dan memejamkan mata untuk menghilangkan penat yang
sedaritadi menerjang kepalaku.
.
.
.
“Jung Nida, kau sudah bangun”tanya Eommaku. Kapan
datangnya pun aku tak tau. Mungkin dari Baekhyun.
“Ah, eomma, appa. Lama tak jumpa” ucapku lalu
memeluk mereka bergantian
“Cha, ganti bajumu. Dokter sudah memperbolehkanmu
pulang” aku mengambil baju yang sudah disiapkan lalu mengganti bajuku. Setelah
slesai akupun sedikit berdandan karena wajahku yang terlihat sembab karena
kemarin terus-terusan menangis. Appa yang memperhatikanku dari belakangpun
hanya bisa tesenyum. Entah karena apa.
“Lihatlah, matamu sembab, hanya karena Baekhyun, hm?
Kau sungguh jahat membiarkannya menghawatirkanmu” hah? Memgapa appa mengetahui
tentang masalahku? Pasti Baekhyun yang menceritakannya.
“Biar saja. Salah sendiri dia berani memeluk yeoja
dihadapanku.” ucapku dengan manja.
“Oh, jadi anak eomma ini terbakar api cemburu,
gitu”tanyanya lembut dan langsung membuat pipiku merah seketika.
“Dasar anak muda. Jja kita pulang”ajak appa sambil
merangkul pundakku.
.
.
.
Empat hari aku di Korea tetapi tak ada yang
menyenangkan. Sebenarnya aku sudah tak lagi pada Baekhyun, tetapi aku juga
masih enggan mengangkat teleponnya dan membalas smsnya. Tetapi aku sudah sangat
rindu padanya. Aish, entahlah!
Kuputuskan hari ini untuk berjalan-jalan ria. Aku
hanya ingin menikmati suasana musim salju di Korea. Tiba-tiba saja aku teringat
dengan kata-kata Karin ‘Jangan sia-siakan waktumu, Jung Nida. Jangan sampai
kau menyesal’ waktumu disini juga tak banyak. Tapi aku tak tau dimana harus
mencari Baekhyun. Aku mengelilingi kota Seoul ini hingga lelah karena tak
menemukan Baekhyun. Langkahku terhenti di taman terdekat Sungai Han. ‘Indah
sekali pemandangan disini’ gumamku dalam hati. “Akan lebih indahnya jika
mungkin bersamamu, Byunie. Bogoshipeo” ucapku lirih dan...
“Baekhyun....”ucapku kaget.
“Wae? Kau kaget, hm?”tanyanya sambil mengerling jahat.
Dan saat ini wajahku dengan wajahnya hanya berjarak beberapa centi. Sungguh aku
gugup saat ini.
“Tak taukah kau jika aku mengikutimu sedari tadi?”
apa? Sedari tadi? Berarti dia juga mendengar perkataanku yang baru saja aku
ucapkan itu?
“Mwo? Mengikutiku dari ta-?” ucapku terhenti karena
Baekhyun tiba- tiba mencium bibirku secara tiba-tiba. Aku membulatkan mataku
terkejut tetapi akhirnya aku menutup mataku membalas ciumannya. Lama kami
berciuman akhirnya aku mendorong bahunya pelan karena aku sudah kehabisan
pasokan oksigen. Kulihat Baekhyun tersenyum licik.
“Dasar Baekhyun gila!!!! Dasar !!” kupukul pelan
dadanya dan dia hanya tersenyum kearahku sambil menghentikan aktifitasku
memukuli dadanya.
“Meskipun aku gila kau tetap suka denganku kan?”
tanyanya. Tanpa ragu aku pun memeluknya erat dan dia juga membalas pelukanku
tak kalah eratnya.
“Bogoshipeo, Byunie” gumamku pelan dalam pelukannya.
“Nado, Jungie” jawabnya sambil mengeratkan
pelukannya. Lama kami berpelukan akhirnya Baekhyun pun melepaskannya.
“Jungie, aku punya kejutan untukmu”
“Apa?”
“Menikahlah denganku!”
“Mwo?! Kau gila Byunie”
“Ne, aku gila karenamu Jungie, saranghae” dan dia
mencium bibirku lembut.
‘Meskipun kita
terpisahkan oleh jarak, tetapi tak mengurangi rasa cinta ku kepadamu’
~~~
THE END ~~~
0 komentar:
Posting Komentar