Senin, 03 November 2014

FanFiction


Tittle : My Long Distance Relationship Story

Author : Nurus Saodah 

Cast : Jung Nida, Byun Baekhyun

Rate : T

Genre : friendship, romance, sad

‘Kau jahat Byun Baekhyun, sungguh aku sangat membencimu!’

The fict is begin
.
.
.
.
Jung Nida POV
Menjalani hubungan long distance relationship itu bukanlah hal yang mudah, karena aku merasakannya saat ini. Kami tidak bisa bertemu secara langsung dan hanya kecanggihan teknologilah yang bisa membuat kami bersatu. Miris bukan?
Aku dan seorang Byun Baekhyun meleburkan jarak antara Indonesia – Korea. Bisa kalian bayangkan-kan?. Namaku Jung Nida umurku 21 tahun. Mungkin semua orang akan bertanya tentang namaku. Aku memang lahir dan besar di Indonesia tetapi ayahku adalah orang Korea dan alhasil namaku manjadi nama khas orang Korea pada umumnya.
Aku bisa mengenal Byun Baekhyun karena pada waktu SMA aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah di Korea dan dari situlah aku bertemu Byun Baekhyun. Laki – laki yang memiliki wajah tampan berserta imutnya itu berhasil membuatku jatuh hati padanya. Sebenarnya aku baru mengenal Baekhyun pada tingkat akhir. Awalnya kami hanya sebuah pasangan duet untuk menyanyikan lagu pada saat pentas seni sekolah. Aku juga tidak menyangka jika kami  akan semakit dekat dan akhirnya dia menyatakan perasaannya ketika upacara kelulusan. Tanpa berpikir panjang akupun menerimanya. Dan mulai saat itu aku resmi menjadi seorang yeojachingu dari Byun Baekhyun. Pada waktu dia menyatakan perasaannya di saat upacara kelulusan, sebenarnya aku tahu apabila aku akan menempuh pendidikan universitasku di Indonesia. Aku sempat gusar tetapi setelahnya aku menjadi tenang karena Baekhyun mengatakan bahwa, ‘ meskipun kau jauh dariku, itu tidak akan menghilangkan rasa cintaku padamu, Jungie.’
Semenjak upacara kelulusan itu, aku sama sekali belum bertemu dengannya. Aku juga belum mengetahui wajah asli dari seorang Byun Baekhyun yang sekarang ini. Selama 3 tahun menjalani hubungan ini, kami hanya berhubungan melalui e-mail ataupun via SMS dan telepon.
Sangat menyedihkan. Aku baru sadar apabila ada e-mail yang masuk, dan setelah ku buka ternyata dari Baekhyun. Ah, kejutan yang indah. Dia mengirimkanku fotonya? Wah, dia terlihat lebih tampan dari 3 tahun yang lalu. “Byunie, tak taukah aku sangat merindukanmu?” gumamku pelan.
“ Ya, Jung Nida! Kau bicara pada siapa? Hari ini kau terlihat sangat mencurigakan.” Selidik Karin. Akupun segera mungkin memasukkan handphoneku tetapi gagal karena Karin lebih cekatan untuk mengambil handphoneku yang ada di genggaman tanganku.
“ Hei, bukankah ini foto dari Baekhyun ya? Jadi ini alasan kau senyum – senyum sendiri barusan?  Dasar Jung Nida. Segitu cintanya kau ke Baekhyun, hmm? Sampai – sampai kau tak sadar jika dosen Anton sudah datang.”  Bisik Karin. Ne, dosen Anton sudah datang kudongakkan kepalaku dan benar saja dosen Anton sudah duduk di bangkunya. Karin benar Baekhyun memang selalu bisa membuatku kacau hanya karena masalah sepele seperti ini. Kulihat Karin yang  sedang lengah, dan dengan gerakan cepat aku menarik handphoneku yang ada di gengggaman tangannya.
“ Ne, aku sangat mencintainya. He is so special to me.” Bisikku lirih tepat di samping telinganya. Dan anehnya dia malah membalasku dengan senyuman yang tidak ku bisa kuartikan sama sekali.
“ You know? Seoul, ah bukan hanya Seoul yang kumaksud. Lebih tepatnya Korea masih banyak gadis yang lebih cantik dari gadis yang ada di Indonesia, Nida. Coba buktikan kalau kau akan pergi ke Korea. Apakah Baekhyun masih seperti dulu yang kau kenal?”
.
.
.
Hari ini aku pulang terlalu larut karena kalut dengan perkataan Karin yang baru saja ia lontarkan saat di kampus tadi. Aku pulang dengan keadaan yang baik – baik saja, tetapi itu tubuhku. Tidak dengan hatiku saat ini. Aku hanya tinggal seorang diri di rumah karena orang tuaku sekitar satu tahun yang lalu pindah ke Korea dengan alasan urusan bisnis appa yang semakin padat dan mengharuskan mereka pindah ke Korea. Malam ini rasanya sulit sekali untuk sekedar memejamkan mata hanya karena si Karin. Dasar Karin! lebih baik aku melihat foto Baekhyun yang dikirimkannya sore tadi.
“ Kau kurang teliti Karin. Bahkan ini bukan hanya sekedar foto tetapi video. Jadi aku juga bisa mendengar suaranya.” Gumamku sambil tersenyum melihat sekilas wajahnya.
‘ Annyeong, chagiya…’ sapanya riang. Sungguh aku sangat merindukan suaranya yang sangat merdu dan pastinya aku juga rindu dengan orangnya.
‘ Aku sangat merindukanmu. Mengapa kau tak ikut pindah ke Korea bersama orang tuamu? Kau tak merindukanku?‘ tanyanya sambil mempoutkan bibirnya dan dia terlihat sangat menggemaskan. “ Nado bogoshipda, Byunie. Jeongmal.” Balasku.
‘ Semoga saja kau merindukanku. Maaf aku tidak bisa mengunjungimu karena tugas kuliahku yang semakin menumpuk. Apabila kau ada libur kunjungilah aku, ne?’
‘ Aku tunggu, chagiya… annyeong..’ aku masih saja memasang senyumku meskipun video itu telah usai. Aku sangat bahagia hari ini. “Jaljayo, Byunie.” Gumamku lalu terlelap.
.
.
.
Hari ini aku mengikuti pelajaran seperti biasa. Entah dorongan dari mana aku menjadi bersemangat hari ini. sedari tadi aku terus memperhatikan apa yang diajarkan oleh dosen Anton di depan kelas. Saat istirahat tiba, Karin tak henti – hentinya menatapku dengan tatapan yang mungkin bisa diartikan ‘apa-yang-terjadi-dengan-anak-ini.’
“ Karin, aku tahu wajahku itu manis dan cantik, tetapi tidak bisakah kau berhenti menatapku seperti itu? Kau membuatku risih.” Protesku.
“ Hei bukannya aku yang seharusnya bertanya padamu. Mengapa hari ini kau terlihat sangat bersemangat sekali. Mungkin semua yang dikatakan oleh dosen Anton tadi kau catat ya?” Aish, Karin! Dia benar – benar terlalu polos.
“ hm, kau tau? Aku berhasil mendapatkan cuti selama 1 bulan dan itu artinya… aku bisa menemui Baekhyun di Korea.” Ucapku bangga dan kulihat Karin sedikit tersedak lalu langsung melototku. Sungguh, anak ini sangat menggemaskan.
“ Apa kau bilang? 1 bulan? Dan itu hanya untuk menemui Baekhyun di Korea?”
“ Hanya kau bilang? Aku sudah tidak menemuinya selama 3 tahun kau tahu. Sungguh menyebalkan.”
“ Seharusnya kau tidak menerima tawarannya jikalau kau sudah tahu akan pindah ke Indonesia. Itu sangat menyakitkan untukmu.”
“ ah, aku tidak pernah berpikiran seperti itu Karin. Aku sangat mencintainya. Kau enak! Bisa menemui Reno setiap yang kau mau sedangkan aku harus menunggu cuti atau libur baru bisa menemuinya dan itu hanya waktu yang singkat.”
“ Kau benar juga. Memangnya kau berangkat ke Korea kapan? Aku bisa mengantarkanmu ke bandara. Kau pasti sangat kerepotan karena tidak ada yang membantumu.”
“ Besok aku akan berangkat. Benarkah? Kau akan membantuku? Ternyata kau ada baiknya juga, kkk…” kikikku geli. Aku dan Karin memang bersahabat sejak kecil jadi tak heran jika dia selalu memperhatikanku layaknya saudara sendiri.
“ Dasar! Memang aku tidak ada baiknya ya di matamu?”
“ Ah, ne, ne. aku besok berangkat pukul 5 sore. Jangan lupa dengan janjimu. Arrasseo?”
“ Jung Nida! Berhentilah menggunakan bahasa yang tak ku mengerti! Kau ini.”
.
.
.
Akhirnya, hari yang aku tunggu – tunggu datang juga. Aku sudah mempersiapkan seluruh kebutuhanku yang kuperlukan selama aku di Korea nanti. Aku juga sudah memberi kabar eomma dan appaku, mereka sangat senang mendengar aku akan berlibur ke Korea. Aku juga tak lupa memberi tahu Baekhyun, dan dia langsung berjingkrak ria. Bahkan dia sudah berjanji akan menjemputku ketika aku sampai di bandara nanti. Karin yang sedari tadi mengomel tak jelas sambil mengecek barang – barang bawaanku apa ada yang tertinggal tetapi aku hanya mendiamkannnya saja. Mungkin merasa sudah jengkel akhirnya dia segera membawaku menuju bandara. Dan tak terasa mobil yang di kendarainya sampai di bandara.
“ Jung Nida, jangan sungkan padaku jika terjadi apa – apa di sana. Aku akan selalu mendengarkan ceritamu dengan tangan terbuka.”
“ Hei, kau terlalu berlebihan nona. Aku baik – baik saja. Oke, aku akan berangkat dulu. Sampai bertemu satu bulan lagi nona Karin.” Ucapku sembari memeluknya.
“ Selamat menikmati liburanmu nona Jung.” Ucapnya lalu mendorong bahuku pelan. Mengisyaratkan untuk segera menuju pesawat. Beautifull day.
.
.
.
Perjalanan 10 jam di dalam pesawat membuatku lelah, tetapi rasa lelahku tidak sebanding dengan rasa senangku saat ini. Setelah petugas mengecek pasporku, akupun menyalakan handphoneku hendak menghubungi Baekhyun tetapi aku mendengar suara yang sangat tak asing bagiku. Suara Baekhyun.
“ Kim Yonhee, ada apa kau mengikutiku? Huh!” Aku masih bisa mendengar suara Baekhyun dengan jelas. Karena bandara hari ini tidak terlalu ramai seperti biasanya. Tunggu, bukankah Kim Yonhee itu nama seorang yeoja. Aku mencoba menghilangkan pikiran – pikiran burukku. Aku masih diam di tempat  dan detik berikutnya aku melihat Baekhyun, orang yang sangat aku rindukan saat ini.
“ Baekhyun-ah, tak taukah aku sangat mencintaimu. Mengapa kau masih ingin bertemu gadis Indonesia itu?“ aku melihat wanita itu mendekati Baekhyun dan langsung saja memeluknya. Baekhyun yang mencoba untuk melepaskan pelukannya tak sengaja melihatku berdiri dengan tubuh yang sudah lemas karena melihat pemandangan yang tak inginku lihat sama sekali.
“ Jung Nida,bogoshipo.” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dan ingin memelukku. Tetapi segera kutepis tangannya dengan kasar. Tak terasa air mataku terus mengalir dari mataku. Jujur aku merasa sakit. Jauh – jauh aku pergi dari Indonesia untuk mengunjunginya tetapi dia malah menyakitiku seperti ini.
“ Cukup. Jangan mendekat. Kau jahat, Byun Baekhyun. Sungguh! Aku sangat membencimu.” Ucapku tegas sambil mengusap air mataku yang jatuh di pipiku dengan kasar dan langsung berlari menjauh darinya. ‘ Baekhyun sudah tak mencintaiku secara utuh seperti dulu.’ Hanya itu kesimpulan yang aku dapat ketika sampai di Korea.
“ Jung Nida!!! Tunggu, kau salah paham.” Teriaknya. Aku masih bisa mendengar tetapi takku hiraukan lagi. Aku merasa semua usahaku percuma untuk mempertahankan hubungan ini. Benar apa yang dikatakan oleh Karin. Aku berusaha berlari sekencang mungkin tetapi usahaku sia – sia karena tubuhku sudah tidak bisa diajak kerja sama lagi. Tubuhku terasa berat dan aku juga tak kuat menopangnya lagi. Detik berikutnya gelap, semuanya benar – benar gelap.
.
.
.
Baekhyun POV
Aku menunggunya di rumah sakit. ‘mian Jungie, padahal kau baru saja sampai di Korea, kenapa kau langsung masuk rumah sakit . Apakah kau melihat Kim Yonhee memelukku, kau salah paham Jung Nida, kau yang kucintai sampai saat ini meskipun kita berhubungan jarak jauh Korea-Indonesia’ curhatku ketika melihat tubuh Jungie terbaring lemas di tempat tidur. Akupun memandangi wajahnya dan menggenggam tangannya erat. Tak lama setelah itu kutarik pelan tanganku supaya dia tidak terbangun tetapi dia malah terbangun.
“Jungie kau sudah bangun” Tanyaku khawatir.
“Ne” Jawabnya singkat tanpa menoleh kepadaku dan tak lama kemudian dia menangis sejadi-jadinya sekarang.
“Jungie, aku minta maaf. Kau salah paham. Tolong dengarkan penjelasanku dulu. Ku mohon” ucapku yang akan memeluknya tetapi ditepisnya. Akupun memandanginya dengan pandangan memohon.
“Tolong tinggalkan aku sendiri. Kumohon kali ini saja”
“Tapi,...”
“Aku hanya ingin menenangkan hatiku, Baekhyun-ah”akupun tak kuat melihat wajah sedihnya, saat ini akhirnya akupun keluar dari kamar Jungie.
Baekhyun POV END
.
.
.
Jung Nida POV
Setelah kulihat Baekhyun keluar, aku tak henti-hentinya menangis. Aku mencoba menenangkan hatiku, lalu menelpon Karin. Aku tak bisa memendam semua ini sendiri, terlalu berat.
“Halo, Nida. Kau baik-baik saja?” Tanyanya khawatir diseberang sana.
“Karin, aku tidak baik-baik saja disini” ucapku lirih dan lagi-lagi air mataku keluar.
“Kenapa? Ceritakan padaku Jung Nida”
“Baekhyun, dia...”ucapku tersenggal-senggal karena tak bisa menghentikan tangisku.
“Ada apa Jung Nida? Baekhyun kenapa?”
“Aku melihatnya dia memeluk gadis lain ketika aku di bandara, karin. Apa yang kau katakan itu benar. Apa yang harus aku lakukan sekarang?”
“Jung Nida, tenangkan hatimu. Mungkin itu teman wanitanya yang mengejar Baekhyun bukan baekhyun yang memeluknya. Hentikan pikiran burukmu. Setelah kau tenang kau bisa meminta penjelasannyakan”
“Ne, terimakasih atas sarannya karin. Kau adalah orang yang baik”
“Itulah gunanya teman. Jangan sia-siakan waktumu Jung Nida. Ingat, jangan sampai kau menyesal”
“Hm, aku tau”
“Ya, sudah. Aku tutup dulu ya, bye”
PIP
Sambungan telepon antara aku dan karin terputus. Ku baringkan tubuhku ke kasur dan memejamkan mata untuk menghilangkan penat yang sedaritadi menerjang kepalaku.
.
.
.
“Jung Nida, kau sudah bangun”tanya Eommaku. Kapan datangnya pun aku tak tau. Mungkin dari Baekhyun.
“Ah, eomma, appa. Lama tak jumpa” ucapku lalu memeluk mereka bergantian
“Cha, ganti bajumu. Dokter sudah memperbolehkanmu pulang” aku mengambil baju yang sudah disiapkan lalu mengganti bajuku. Setelah slesai akupun sedikit berdandan karena wajahku yang terlihat sembab karena kemarin terus-terusan menangis. Appa yang memperhatikanku dari belakangpun hanya bisa tesenyum. Entah karena apa.
“Lihatlah, matamu sembab, hanya karena Baekhyun, hm? Kau sungguh jahat membiarkannya menghawatirkanmu” hah? Memgapa appa mengetahui tentang masalahku? Pasti Baekhyun yang menceritakannya.
“Biar saja. Salah sendiri dia berani memeluk yeoja dihadapanku.” ucapku dengan manja.
“Oh, jadi anak eomma ini terbakar api cemburu, gitu”tanyanya lembut dan langsung membuat pipiku merah seketika.
“Dasar anak muda. Jja kita pulang”ajak appa sambil merangkul pundakku.
.
.
.
Empat hari aku di Korea tetapi tak ada yang menyenangkan. Sebenarnya aku sudah tak lagi pada Baekhyun, tetapi aku juga masih enggan mengangkat teleponnya dan membalas smsnya. Tetapi aku sudah sangat rindu padanya. Aish, entahlah!
Kuputuskan hari ini untuk berjalan-jalan ria. Aku hanya ingin menikmati suasana musim salju di Korea. Tiba-tiba saja aku teringat dengan kata-kata Karin ‘Jangan sia-siakan waktumu, Jung Nida. Jangan sampai kau menyesal’ waktumu disini juga tak banyak. Tapi aku tak tau dimana harus mencari Baekhyun. Aku mengelilingi kota Seoul ini hingga lelah karena tak menemukan Baekhyun. Langkahku terhenti di taman terdekat Sungai Han. ‘Indah sekali pemandangan disini’ gumamku dalam hati. “Akan lebih indahnya jika mungkin bersamamu, Byunie. Bogoshipeo” ucapku lirih dan...
“Baekhyun....”ucapku kaget.
“Wae? Kau kaget, hm?”tanyanya sambil mengerling jahat. Dan saat ini wajahku dengan wajahnya hanya berjarak beberapa centi. Sungguh aku gugup saat ini.
“Tak taukah kau jika aku mengikutimu sedari tadi?” apa? Sedari tadi? Berarti dia juga mendengar perkataanku yang baru saja aku ucapkan itu?
“Mwo? Mengikutiku dari ta-?” ucapku terhenti karena Baekhyun tiba- tiba mencium bibirku secara tiba-tiba. Aku membulatkan mataku terkejut tetapi akhirnya aku menutup mataku membalas ciumannya. Lama kami berciuman akhirnya aku mendorong bahunya pelan karena aku sudah kehabisan pasokan oksigen. Kulihat Baekhyun tersenyum licik.
“Dasar Baekhyun gila!!!! Dasar !!” kupukul pelan dadanya dan dia hanya tersenyum kearahku sambil menghentikan aktifitasku memukuli dadanya.
“Meskipun aku gila kau tetap suka denganku kan?” tanyanya. Tanpa ragu aku pun memeluknya erat dan dia juga membalas pelukanku tak kalah eratnya.
“Bogoshipeo, Byunie” gumamku pelan dalam pelukannya.
“Nado, Jungie” jawabnya sambil mengeratkan pelukannya. Lama kami berpelukan akhirnya Baekhyun pun melepaskannya.
“Jungie, aku punya kejutan untukmu”
“Apa?”
“Menikahlah denganku!”
“Mwo?! Kau gila Byunie”

“Ne, aku gila karenamu Jungie, saranghae” dan dia mencium bibirku lembut.
‘Meskipun kita terpisahkan oleh jarak, tetapi tak mengurangi rasa cinta ku kepadamu’

~~~ THE END ~~~
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  

0 komentar:

Posting Komentar